Ketegangan UTS Mahasiswa Trestelle (Part 2)


Ketegangan UTS Mahasiswa Trestelle
(Part 2)





Dihari kedua (23/11) ujian tengah semester(UTS) kampus Trestelle Accademia Pasticceria, Manyar, Surabaya, giliran para mahasiswa kelas B dan D unjuk gigi. Sama-sama bertemakan kue Tradisional, mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk ujiannya kali ini. Mungkin ada beberapa mahasiswa yang membuat produk sama seperti mahasiswa sebelumnya. namun resep, rasa serta tatanannya akan jauh berbeda satu sama lain.





Dipagi hari mahasiswa kelas B kebagian untuk melaksanakan ujian praktik, sedangkan kelas D disiang hari. Dengan semangat membara, mereka mempersiapkan bahan yang akan digunakan serta ‘peralatan perangnya’








Saat waktu ujian dimulai, semua mahasiswa bergegas menimbang bahan secara cermat agar masing-masing produk berhasil. Suhu panas pun mulai dirasakan, dan keringat bercucuran karena gerakan memasak mereka semakin cepat. Akan tetapi kondisi tidak nyaman tersebut tidak dihiraukannya. Dalam pemikiran mereka adalah dapat menyelesaikan ujian ini tepat waktu dan hasil memuaskan.







Seperti Bryant, salah satu mahasiswa kelahiran Blitar ini membuat sajian manis dari makasar yakni Es Pisang Ijo. Biasanya Es Pisang Ijo terdiri dari bubur sumsum, pisang yang dibalut dengan tepung berwarna hijau kemudian disajikan dalam mangkuk dengan tambahan es batu. Namun Brian ingin menampilkan sesuatu yang ‘beda’. “saya ingin membuat es pisang ijo ini tampil dengan moderen supaya lebih menarik. Salah satunya menggunakan Dry Ice supaya menghasilkan efek asap” jelas Bryant.







Selain itu, ia juga menambahkan komposisi Es Pisang Ijo dengan mutiara sagu dan nata de coco di atas bubur sumsumnya. Dan, hasil buatan Bryant ini menjadi salah satu produk dengan penilaian tertinggi dari dosen penguji. Chef Upik, Chef Renni dan Chef Ita, sepakat memberikan nilai memuaskan kepadanya diujian tengah semester kali ini. 
















Deretan produk dari seluruh mahasiswa pun disajikan epic sesuai kreasinya masing-masing. Ada yang menggunakan bambu sebagai pirantinya, ada juga yang memakai cutting board dan masih banyak lagi. ujian ini tidak selalu menjadi tolak ukur kemampuan mahasiswa Trestelle, namun ketika di dunia kerjalah kemampuan mereka akan diuji.*Slv
  

Komentar