Keceriaan Ibu-Ibu Dari Raja Ampat Di Pelatihan Tristar


Keceriaan Ibu-Ibu Dari Raja Ampat Di Pelatihan Tristar





Senin pagi, 4 November 2019, Tristar mengadakan kegiatan pelatihan memasak bertemankan aneka olahan ikan. Acara ini mendatangkan 30 peserta dari daerah luar Jawa, Raja Ampat, Papua, yakni Rombongan Ibu-ibu Distrik Waigeo Utara. 







Mereka dibawa untuk melakukan pelatihan karena di daerah kami banyak ikan cakalang dan tuna. Jadi dengan banyaknya ikan-ikan tersebut dapat dikelola sehingga dapat membantu biaya kebutuhan keluarga” ujar salah satu Panitia dari Distrik Waigeo Utara. 







Bersama Chef Endang, salah satu pengajar Tristar berlatar belakang pendidikan Teknologi Pangan ini, mereka diajarkan 3 macam olahan ikan. Abon Ikan Tuna, Ikan Crispy dan Teri Crispy, ketiga olahan ikan ini menggunakan dua jenis ikan, ikan tuna dan teri. Sebelum memasak Chef Endang memberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan. “pembuatan abon ikan tuna, kepala, tulang dan kulit tidak dipakai. Lalu ikan harus dikukus jangan direbus agar kandungan airnya tidak banyak dan abon cepat kering” ujar Chef Endang.





















Setelah itu, peserta yang sudah terbagi menjadi 6 kelompok ini mengeksekusi bahan-bahan yang sudah disiapkan dimasing-maisng meja. Ada yang menghaluskan daging ikan, menyiapkan bumbu, mengiris ikan  hingga menyiapkan campuran tepung crispy. 











‘Semangat 45’ mungkin ini kalimat yang cocok dipredikatkan kepada para peserta dari Papua ini. Meskipun umur mereka sudah tidak muda lagi, tenaga mereka saat memasak begitu kuat. Selama 3 jam lamanya, mengeluh dan capek pun tidak mereka rasakan sehingga kegiatan ini dilaksanaka dengan rasa ceria. 






Selain olahan ikan, Chef Endang juga memberikan resep serta cara membuat sambal bawang khas Jawa Timur. Berbahan dasar yang segar dan tanpa bahan pengawet, sambal yang dibuat ini mampu bertahan selama 7 hari lamanya jika disimpan dalam suhu ruang. 







Diakhir waktu pelatihan, semua olahan ikan dan sambal bawang dikemas dalam kemasan plastik dan botol. Sehingga hasil produk yang mereka buat dapat dibawa pulang ke Papua dan sanak saudara bisa mencicipinya. *Slv

Komentar